Ikan asin tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ada kenikmatan tersendiri bila ikan asin dapat dimakan dengan nasi panas dan sambal terasi. Tapi sebaiknya jangan sering-sering makan ikan asin. Mengapa?
"Ikan asin itu mengandung nitrosamin yang merupakan pencetus aktifnya virus Epstein-Barr yang merupakan penyebab utama kanker nasofaring (kanker tenggorokan atau THT)," jelas dr Budianto Komari, Sp.THT dari KSMF THT RS Kanker Dharmais, dalam acara penyuluhan ilmiah untuk awan 'Diagnosa & Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring' di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (23/11/2010).
Ikan asin mengandung nitrosamin yang merupakan karsinogen (zat pemicu kanker). Ini karena dalam proses pengasinan dan penjemurannya, sinar matahari bereaksi dengan nitrit (hasil perombakan protein) pada daging ikan, sehingga membentuk senyawa nitrosamin.
"Nitrosamin ini pencetus utama kanker nasofaring, tidak hanya di ikan asin tetapi juga banyak pada makanan yang diawetkan," kata dr Budi lebih lanjut.
dr Budi menjelaskan, di daerah China Selatan yang sebagian besar penduduknya adalah nelayan dan hampir setiap hari makan ikan asin ternyata angka kejadian kanker nasofaring sangat tinggi. Dan pencetus utamanya adalah ikan asin.
Menurut dr Budi, virus Epstein-Barr sebenarnya banyak terdapat dimana-mana, bahkan di udara bebas. Hanya saja tidak semua akan menjadi kanker, virus ini akan tetap 'tidur' di nasofaring jika tidak dipicu faktor-faktor tertentu.
Faktor-faktor pemicu aktifnya virus Epstein-Barr antara lain:
1. Genetik
Ras Mongoloid tercatat paling banyak menderita kanker nasofaring karena memiliki gen tertentu.
2. Cara hidup yang tidak sehat
Cara hidup yang tidak sehat seperti sering terkena polusi, asap, asap rokok, alkohol.
3. Cara makan
Cara makan yang tak sehat seperti sering makan ikan asin, makanan awetan yang diasap atau fermentasi, dan memasak dengan kayu.
4. Pekerjaan dan keagamaan
Orang yang bekerja di pabrik yang banyak gas dan bahan kimia industri, peleburan besi, formaldehida, serbuk kayu. Dan kegiatan keagamaan seperti dupa dan menyan.
"Sebenarnya kalau sekali-kali makan ikan asin ya nggak apa-apa, ikan asin enak kok. Tapi ya jangan sering-sering, jangan tiap hari juga. Yang terpenting makan harus bervariasi dan makanan segar, jangan terlalu sering makan makanan awetan atau kalengan," tutup dr Budi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
TEORI Definisi BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961) BBLR adalah bayi baru lahir y...
-
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU XXX FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA RETENSIO PLASENTA PADA IBU ...
-
TEORI Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Ro...
-
Kenapa Pajak Konsumsi Bakal Naik Tahun Depan di Jepang 8%. Ini merupakan dampak dari perubahan struktur penduduk di J...
-
Sudah seminggu yang lalu di panti jompo tempat saya bekerja terjadi wabah penyakit yang sangat cepat sekali penyebarannya, kalau orang jepan...
-
Kali ini saya akan coba membagi pengetahuan tentang Sistem Jaminan Sosial di Jepang. Jadi di negeri Jepang itu ada yang namanya asuransi y...
-
Ada issue tentang tenaga perawat yang di oursourcingkan ? bagaimana tanggapan anda sebagai calon perawat / perawat setuju ataukah menolak ? ...
-
Definisi Mobilisasi Dini Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan mem...
-
10. Bedbugs Bedbugs ini merupakan semacam kutu kecil yg biasanya idup di dalam atau di sekitar kasur. Umumnya sih mereka nyari makan di ...
-
Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit di wilayah tertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadi...
Nice to see your article..
BalasHapus