Sabtu, 29 Agustus 2009

VENA VARIKOSA, varises


  1. TEORI

    Varises adalah pemanjangan, berkelok-kelok dan pembesaran suatu vena. Vena varikosa ekstremitas bawah adalah kelainan yang sangat lazim, yang mengenai 15-20 % populasi dewasa (Sabiston 1994). Varises vena adalah distensi, dan bentuk berlekuk-lekuk dari vena-vena superficial (safena) dari kaki (Engram B., 1999). Varises tungkai bawah adalah pemanjangan, berkelok-kelok, pembesaran suatu vena superficial, profunda dan kommmunikan pada titik Dodd (pertengahan paha), Byod (sebelah medial lutut) dan gastronemicus (tempat keluarnya vana saphena parva)

    Insiden

    1. Riwayat keluarga bisa didapatkan dalam sekitar 15% klien.
    2. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada wanita (rasio wanita terhadap pria 5:1), dengan banyak wanita menentukan bahwa saat mulainya varices terlihat dan simtomatik pada waktu kehamilan.
    3. Umur > 37 tahun pada wanita
    4. Obesitas > 115% dari BBR (Berat Badan Relatif)
    5. Orthostatik (berdiri lama)

    Klasifikasi

    Vena varikosa diklasifikasikan (Sabiston):

    1. Vena varikosa primer, merupakan kelainan tersendiri vena superficial ekstremitas bawah
    2. Vena varikosa sekunder, merupakan manifestasi insufisiensi vena profunda dan disertai dengan beberapa stigmata insufisiensi vena kronis, mencakp edema, perubahan kulit, dermatitis stasis dan ulserasi.

    Manifestasi klilnis (Puruhito) :

    a. varises truncal (stem varicosis)
    b. Varises retikularis
    c. Varises kapilaris

    Gradasi keluhan klinis (Puruhito) :

    a. stadium I : tak menentu
    b. stadium II : phleboectasia
    c. Stadium III : varises sesungguhnya, reversal blood-flow
    d. Stadium IV : ulcus varicosum, kelainan tropic, Kronik vanous Insufisiensi (CVI)

    Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan :

    a. Test trendelenberg
    b. Test myer
    c. Test perthes
    d. Test Doppler
    e. Radiologi (Phlebografi, morfometri, phlethysmografi)

    Terapi Dan Tindakan

    1. Konservatif, simtomatik dan nonoperatif :
      • Menghindari berdiri dalam waktu yang lama
      • penurunan berat badan dan aktivitas otot seperti berjalan
      • Penggunaan kaos penyokong ringan yang nyaman, Pemasangan stocking elastis yang pas karena obliterasi vena superficial (vena safena mmana)
      • KOnservatif :
        • Obat Venoruton (Gol hydroxyl Rutoside) 600 mg/hari minimal 2 minggu
        • Skleroterapi (tak dipakai lagi)
        • Lokal antiphlogistikum (Zinc Zalf (Pasta LAssar)

    2. Operatif :
      • Stripping vena saphena (V. shapena magna, v. saphena psotrior, dan v, saphena parva) dengan menggunakan alat stripper (vena dikeluarkan)
      • Ligasi VV kommunikans yaitu tempat-tempat di mana diperiksa ada kebocoran, diikat dan dipotong.
      • Ekstraksi (Babcock) dengan sayatan kecil-kecil vena-vena yang berkelok dicabut keluar.Ligasi, Stripping dan Ekstraski Babcock.

    Perawatan paska bedah

    • Ekstremitas harus ditinggikan selama 4-6 jam
    • Balutan penekan dipasang di kamar operasi seharisnya tetap dipakai selama 4-6 hari, dengan menggunakan balutan elastis (Balutan ACE)
    • 24-48 jam paska bedah program ambulasi progresif seharusnya dimulai
    • KLien diijinkan berjalan beberpa menitper jam, meningkat bertahap tiap hari dan tetap terlentang dengan ekstremitas ditinggikan, bila sedang berjalan. Berdiri (tanpa jalan) dan duduk harus dihindari serta
      7.5 stocking (stocking antiembolism) yang sesuai dengan kebiasaan harus dipakai delama beberapa bulan

    Komplikasi

    • Trauma pada nervus safenus dan suralis dengan diserta hiperestesia kulit
    • Pembentukan hematoma subkutis dan kadang-kadang stripiing arteri tak sengaja

1 komentar:

Entri Populer