Minggu, 01 Maret 2009

Negara Maju Butuhkan Ribuan Perawat Indonesia


Pusdiknakes, Jakarta - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Binawan akan mencetak 40.000 tenaga perawat dengan standar internasional untuk memenuhi kebutuhan perawat dunia.

Ketua Yayasan Stikes Binawan Saleh Alwaini menyatakan hal itu di Jakarta, belum lama ini.

Ia menegaskan, dunia saat ini membutuhkan perawat dengan kualifikasi standar internasional. Pasalnya, peminat menjadi perawat di negara maju terus menurun.

Di sisi lain Indonesia memiliki pontensi besar untuk mendidik tenaga perawat. Namun, terbentur dengan fasilitas dan biaya pendidikan yang mahal.

Saat ini baru Stikes Binawan yang memiliki fasilitas dan kurikulum pendidikan perawat berstandar internasional. Terutama, setelah menjalin kerja sama dengan University of Technology Sydney (UTS) pada 2001.

Pada Senin (5/12), Stikes Binawan mendapat kunjungan kehormatan Menteri Negara Singapura untuk Urusan Luar Negeri Zainal Abidin Rashid. Saat itu, Zainal menyampaikan apresiasinya pada fasilitas, kurikulum dan tenaga pengajar sekolah tinggi itu.

Dalam kesempatan itu, Rashid yang didampingi Rektor Stikes Binawan Prof. Dr. Hazrul Azwar dan beberapa staf pengajar, melihat dari dekat aktivitas para mahasiswa di kelas mereka masing-masing.

Stikes Binawan yang didirikan oleh Yayasan Binawan pada 2001 dimkasudkan untuk mendidik tenaga perawat profesional untuk dikirim bekerja di luar negri. Khususnya Australia, Erapa dan Timur Tengah.

Dengan kurikulum internasional dan tenaga-tenaga pendidik dari dalam dan luar negri, lulusannya diyakini mempunyai kompetensi yang setara dengan para lulusan luar negeri di bidang keperawatan.

Setelah lulus dari Stikes Binawan, para lulusan masih melanjutkan pendidikan di UTS selama enam bulan untuk mendapatkan sertifikat registered nurse (RN) dan ijazah internasional bachelor of nursing. Hingga kini Stikes telah meluluskan 180 sarjana dari berbagai disiplin di bidang ilmu keperawatan.

Stikes Binawan memiliki laboratorium bahasa Inggris dan menerapkan English campus yang mewajibkan semua mahasiswa dan staf pengajar berinteraksi dalam bahasa Inggris. Tujuannya, membiasakan para mahasiswa berbicara bahasa Inggris.

Rashid menilai sebaiknya Stikes Binawan juga mengajar bahasa Arab untuk mempersiapkan para lulusannya bekerja di Timur Tengah. Dia juga menilai sekolah seperti itu juga sebaiknya didirikan di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi
(pusdiknakes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer